Membaca, kenapa tidak?

 
Membaca merupakan proses penyerapan informasi dan akan berpengaruh positif terhadap kreatifitas seseorang. Dengan banyak membaca, kita akan memperoleh pengalaman dan pelajaran dari orang lain. Begitu pentingnya membaca bagi siswa sehingga masyarakat yang mempunyai peradaban maju adalah masyarakat yang gemar untuk mengetahui sesuatu dengan membaca kemudian menuliskan pengetahuannya. Buku adalah harta terpendam yang dapat mencerdaskan bangsa, bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan untuk membacanya. Tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa amat menentukan kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa. Meskipun hampir di setiap sekolah memiliki perpustakaan, namun selama ini perpustakaan hanya dianggap tempat menyimpan buku. Hanya sedikit pelajar yang memiliki kesadaran untuk berkunjung ke perpustakaan pada saat waktu luang. Sebagian besarnya menggunakan waktu luang untuk update di jejaring sosial atau sekedar mengobrol kanan, kiri, kalaupun ada yang berkunjung ke perpustakaan itu hanya pada saat–saat tertentu saja, misalnya pada saat ada tugas dari para guru. Ada juga para siswa yang berkunjung ke perpustakaan hanya untuk membaca cerita fiksi, para siswa belum memiliki kesadaran akan arti penting membaca. Cara menanggulanginya antara lain dengan cara :
  1. Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman . Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada. 
  2. Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan. Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
  3. Guru sebaiknya lebih sering memberi tugas yang membuat siswa harus mencari informasi di perpustakaan. 
  4. Mengenalkan buku/bacaan terhadap anak sejak kecil, serta membiasakan diri untuk mengajak anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan. 
  5. Mewajibkan semua siswa, guru, dan karyawan sekolah untuk membudayakan membaca, dan membuat slogan-slogan di kelas seperti “Tiada Hari Tanpa Membaca”, “Gunakan waktu luang untuk membaca”, dan “Buku adalah jendela ilmu pengetahuan”. 
  6. Pengadaan lomba-lomba membaca dan menulis, menggambar dengan memberikan penghargaan, menjadi pendorong untuk menggairahkan minat baca. 
  7. Membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan, misalnya setiap hari rabu kelas X-1 sampai X-6 diwajibkan berkunjung ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens.

Comments

Popular posts from this blog

Ospek Prabu 53 Universitas Brawijaya

Pengertian-pengertian Tanah

Cerpen (cerita pendek) Bahasa Indonesia